Doa Yang Terlupakan
Semua ini berawal dari sebuah kisah dikeluarga kecil yang awalnya sangat harmonis dan Bahagia.
Ketika semua berubah saat aku tahu bahwa suamiku melakukan hal-hal yang tidak Pernah terfikirkan dibenakku sebelumnya.
Bukan soal perselingkuhan atau yang lainnya seperti banyak pasangan yang dilakukan diluaran sana. Tapi hanya hal kecil namun bedampak besar untuk kehidupan keluargaku sendiri yang mungkin bisa menyebabkan keretakan dalam rumah tanggaku.
Suamiku, yang ku kenal sangat humoris, dan lembut selalu memberikan tawa di setiap hariku. Bahkan tiada tawa geli yang terlewatkan setiap harinya.
Namun entah kenapa saat aku tahu bahwa suamiku sendiri melakukan hal diluar nalar dan tak bisa kuterima. Bahkan aku sendiri jijik melihat suamiku bahkan di dekatinya pun aku rishi sendiri.
Mungkin sebagian orang bisa menganggap itu hal normal saja. Ya, normal bagi mereka yang mungkin belum berpasangan atau kesepian.
Suamiku sering melihat aksi porno yang dilakukan oleh wanita di halaman sosial media-Nya. Bahkan, imajinasinya membayangkan dia untuk melakukan hal yang tak sewajarnya.
Ini bukan soal imajinasi keinginan tapi ini soal bagaimana seorang suami menjaga perasaan seorang istri.
Hatiku hancur sehancur hancurnya saat aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri saat suamiku melakukan imajinasinya didepan ponsel genggamnya saat aku tertidur pulas.
Dan ini bukan hanya sekali atau dua kali suamiku melakukannya.
Diawal pernikahan kami suamiku melakukannya dikamar mandi saat aku pergi kerumah tetanggaku. Saat aku pulang aku mendapati suamiku sedang bekerja dikamar mandi sambil memperhatikan ponsel genggamnya. Saat itu jelas sekali oleh ku saat aku memergokinya pertama kali dalam keadaan tanpa busana sehelai pun dikamar mandi. Dan aku sempat merebut ponselnya. Dan betapa syok nya aku melihat apa yang ada dilayar ponsel suamiku.
Pertengkaran terjadi di malam itu. Perdebatan demi perdebatan malam itu membuat hatiku hancur. Aku yang salah. Aku salah sebagai istri. Hingga mengungkit masa lalu. Perasaan teriris sangat pedih saat itu.
Aku memaafkan suamiku. Dan aku minta agar suamiku tak melakukannya dan menghargai aku sebagai istri.
Selang waktu berjalan semua baik baik saja. Semua sudah terlupakan. Namun seiring dengan itu aku menyadap ponsel suamiku sendiri. Seharusnya aku tak melakukan hal itu terhadap suamiku sendiri. Karna itu artinya aku tidak percaya akan suami ku sendiri.
Suamiku seorang duda anak 1, namun tak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya jauh didalam hatiku aku ingin suami sepenuhnya dan seutuhnya hanya untukku. Untuk masa depan ku yang akan menjadi kita. Aku tak mau suamiku mengingat masa lalunya atau bahkan kembali ke mantan istrinya. Aku egois, tapi bukan berarti aku istri yang kejam.
Aku hanya tak ingin rumah tanggaku hancur untuk kesekian kalinya. Itu saja.
Terlepas dari itu, aku dan suami nyaris tak pernah bertengkar hanya karena hal sepele dan jauh dari kata orang ketiga.
Dan aku Kembali percaya kepada suamiku bahwa dia tidak akan mengulangi kebodohannya yang lalu. Saat suatu malam aku menemui sebuah notif diponselku bahwa suamiku membuka kembali sosmednya dan melihat pertunjukan wanita wanita sexy dilaman sosmednya. Aku syok Kembali, ternyata suamiku begitu lagi. Sudah berulangkali aku memblokir bahkan menghapus semua akun yang berbau porno. Itu entah yang keberapa kalinya dia terpancing dengan hal itu.
Hancur, rasa harga diri seorang wanita bahkan seorang istriku seketika ambruk. Untuk kesekian kalinya aku meminta suamiku untuk tidak lagi melakukan hal itu bahkan dia berjanji kepadaku tidak akan melakukannya dan dia sendiri yang meminta aku untuk menghapusnya. Namun aku tak melakukan sepenuhnya. Aku hanya minta kepada suamiku untuk menghargai posisi ku sebagai istri dan tak melakukan hal itu.
Dan aku percaya dan berharap itu untuk yang terakhir kalinya suamiku melakukan hal tak senonoh itu lagi menurutku.
Dan aku bodoh terlalu percaya terhadapnya.
Pada suamu malam, tepat di hari rabu malam, 6 Agustus 2025 cuaca malam itu sedikit mendung. Malam itu memang aku sangat ngantuk karena memang siangnya aku banyak pekerjaan. Lelah dan ngantuk membuat aku tidur lebih awal.
Sampai aku tersadar dan melihat ponselku waktu menunjukan pukul 21:24 malam. Dan aku terbangun antara sadar dan tak sadar mendapati ponselku masuk notif dari ponsel suamiku yang aku bajak sebelumnya. Notif ini lagi ? pikirku. Aku beranjak dari tempat tidurku dan mencari keberadaan suamiku yang biasanya suamiku duduk diruang tengah tepat di depan kamar tidur kami. Namun kosong. “masa jam segini belum pulang dari kandang? “ pikirku.
Dimana suamiku sendiri bekerja sebagai buruh angon peternakan sapi milik orang cina.
Aku menoleh kepintu tengah mendapati kalau motor sudah terparkir digarasi rumah. Dengan spontan kakiku melangkah ke ruang tamu yang ukurannya 3m x 3m itu saja. Tak terfikirkan olehku saat kaki ku berhenti dan aku terdiam melihat aktivitas suamiku dengan ponsel genggamnya, dengan keadan celana yang sudah tidak diposisinya.
“Papi ngapain?" tanyaku lirih dan spontan. Mengagetkan dia dan menghentikan aktivitasnya dengan segera.
“Pengen, mami dibangunin nggak bangun-bangun” jawabnya.
Tanpa pikir Panjang aku langsung memutar badan dan kembali ke kamar dengan perasaan yang hancur sehancur hancurnya. Apa gunanya aku sebagai istri.
Sepanjang pernikahan kami tak pernah luput dari hubungan seks terkecuali saat aku datang bulan. Tak pernah ada kata “penolakan” dariku. Bahkan saat aku tidurpun aku terbangun dan melayaninya.
Entah apa yang ada dipikiran suamiku saat itu. Dan entah apa yang aku pikirkan tentang suamiku sendiri.
Dengan jawaban singkatnya yang saat membuat perasaan sekaligus harga diriku sebagai seorang istri hancur.
Ingin menjerit, ingin teriak, ingin marah. Tapi rasanya tak ada gunanya. Karena akan menimbulkan perdebatan yang tak sudah dan berujung aku akan kalah.
Sepanjang waktu aku berfikir “Apa gunanya aku? Apa fungsinya aku? Apa salahku? Apa kurangnya aku? Sampai sampai suamiku sendiri berimajinasi dengan wanita lain soal seks. Begitu besarkah hasrat seks yang ia miliki sampai harus berimajinasi dengan wanita lain?"
Apakah selama ini setiap kami melakukan hubungan seks, dipikirannya membayangkan wanita lain seperti di adegan yang ia tonton? Apakah suamiku kehausan seks sehingga merasa kurang? Lalu bagaimana dengan apa yang sudah kami lalui selama ini? waktu ku, pengabdianku, bahkan seluruh jiwa ragaku sepenuhnya hanya untuk suamiku.
Aku hanya diam. Diam seribu Bahasa terhadap suamiku. Rasa sakit perasaanku sudah tak dapat ku jabarkan lagi, bahkan sekarang aku sendiri jijik melihat suamiku dan merasa risih.
Entah sampai kapan aku bersikap dingin terhadap suamiku sendiri. Setiap hariku aku hanya melakukan pekerjaan layaknya seperti pembantu saja. Membereskan rumah, menyiapkan makan anak dan suamiku, mencuci pakaian. Untuk bicarapun aku tak mau. Diam seribu bahasa itu yang aku lakukan.
Terlalu kecewa itu yang kurasakan saat ini. Aku seperti seorang istri yang tak ada harganya. Harga diriku sebagai seorang istri musnah. Laki laki yang aku temani dari NOL dan saat ini mulai merintis untuk mencapai impian yang sudah di tata serapi mungkin seketika hancur. Doaku yang selalu aku panjatkan untuk suamiku seketika terhenti saat itu.
Entah apa yang ada dipikiran suamiku. Entah ia menyesal. Entah dia bersalah, atau mungkin sebaliknya. Dia tak menyesali semuanya. Bahkan kata maaf darinya pun belum terdengar ditelingaku sampai saat ini. Entah ia ingin memperbaiki semua dengan caranya tau memang membiarkan semua dingin seperti gumpalan salju bak cerita dongeng Frozen. Entahlah aku, sendiripun tak mengerti sampai saat ini.
Selama pernikahan ini berjalan aku selalu meminta kepada tuhan kebaikan untuk suamiku dan rumah tanggaku agar dijauhkan dari orang-orang dzalim yang ingin menghancurkan rumah tanggaku. Aku selalu berdoa agar suamiku diangkat derajatnya. Tak dihina orang lagi. Namun ternyata aku lupa doa yang paling utama untuk suamiku dan rumah tanggaku. Aku terlalu mencintai suamiku hingga aku pun lupa bahwa ada cinta yang jauh lebih besar dari rasa kecintaanku terhadap manusia. Cintaku terhadap TUHAN ku yang telah mempertemukan ku dengan laki laki yang sempurna dimataku, laki laki yang kuanggap tidak akan melukai hatiku. Laki laki yang akan menjaga perasaanku sepenuh hatinya. Laki laki yang tak akan membuatku menangis seperti laki laki yang telah lalu.
Ternyata sakit batin ini setelah semua yang sudah kami lalui menghancurkan segalanya termasuk KEPERCAYAAN ku terhadapnya.
Apa yang suamiku cari sebenarnya? Jawaban yang belum kutemui sampai detik ini.
Rasa sesak di dadaku membuat seluruh tubuhkan dingin. Membuat seluruh pikiranku buntu. Ingin berlari tapi aku sendiri tak tau arah. Ingin berontak tapi ku tak tau apa yang ingin ku protes. Tak mampu aku menangis, menahan semua ini. Nafasku sesak, kepalaku terasa berat dan nyeri.
Saat ini aku terus berharap semoga tuhan tetap menjaga suamiku dimanapun dia berada. Dicukupkan rezekinya dan diberikan kesehatan.
Jika boleh aku menyampaikan apa yang sedang ada dihatiku untuk suamiku, aku hanya mau bilang
“Jika belum mampu membahagiakanku seperti kemewahan yang dia impikan untukku, setidaknya jagalah perasaanku. Jangan buat hatiku menangis. Apa gunanya kemewahan jika batin menangis. Hargai perasaan istrimu”.
0 Response to "Doa Yang Terlupakan"
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar terkait tulisan di atas. Gunakan bahasa yang baik dan sopan. Terima kasih!