Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketagihan Nonton Drama China

Dari dulu saya memang tidak terlalu suka nonton sinetron. Bukannya tanpa alasan, tapi sinetron Indonesia itu rata-rata alurnya sama. Pertama tayang, jalan ceritanya cukup menarik untuk di ikuti. Tapi setelah ratingnya merangkak naik, mulai lah alur ceritanya jadi ngawur. Bahkan, sering kali terkesan tidak masuk akal. Sampai kemudian saya jadi bertanya-tanya "Berapa banyak kecubung yang di konsumsi oleh penulis naskah sinetron tersebut?".

Saya lebih memilih menonton FTV SCTV di bandingkan nonton sinetron. Apalagi kalau pemerannya Hardi Fadhillah, Vino G Bastian, Ariel Tatum maupun Anggika Bolsterli. Auto duduk manis di depan televisi.

Walaupun alur ceritanya jarang terjadi di dunia nyata, tapi karena durasi nya hanya kisaran 90 hingga 120 menit, masih cukup worth it lah untuk di tonton.

Ketagihan Nonton Drama China
Tapi beberapa bulan belakangan ini saya kecanduan nonton Drama China. Semua ini berawal ketika saya tidak sengaja menonton cuplikan dracin yang berjudul Kembalinya Ketua Organisasi Naga di Facebook. Karena videonya nanggung, saya putuskan untuk mencari full episode nya di YouTube biar tidak penasaran.

Nah, dari yang awalnya cuma iseng-iseng doang, akhirnya jadi ketagihan. Sampai hari ini entah sudah berapa puluh judul Drama China yang saya tonton. 

Rata-rata jalan cerita nya hampir sama. Mengisahkan seseorang yang selalu di hina oleh keluarga ataupun orang terdekat. Ujung-ujungnya orang yang di hina tersebut adalah seorang CEO yang menyamar atau pemimpin organisasi besar yang semua orang takut padanya.

Drama China yang selalu saya tonton biasanya menggunakan sub indo. Ada banyak channel YouTube yang saya subscribe untuk referensi. Dari banyaknya channel yang saya subscribe tersebut, channel CCAP Drakor lah yang terbaik. Selain video nya kualitas HD, dubbing nya juga enak di dengar.

Ini salah satu scene favorit saya : 

2 komentar untuk "Ketagihan Nonton Drama China"

  1. Saya pun sudah nggak ingat kapan terakhir kali nonton sinetron lokal. Alasannya juga sama, Mas.

    Tapi selain jalan ceritanya yang makin lama makin ngaco (jelas banget rumah produksinya mau lama-lama manfaatin ketenaran bintangnya), saya juga terganggu sama sinematografinya yang bikin mata capek. 😂 Saya heran, kok bisa mereka kira saya bakal "appreciate" semua detail yang dijejalkan ke layar kaca, padahal jadinya malah susah membedakan mana fokus utama mana latar, apalagi bayangan itu sebenarnya sama pentingnya dengan cahaya.

    Seandainya saja rumah produksi lokal mau menengok Netflix sebentar (mustahil mereka nggak kenal atau nggak pernah berlangganan minimal sekali) lalu meniru sinematografinya. 😞 Kalau kemudian tahap pascaproduksinya dianggap terlalu berat, ya nggak perlu tayang secara "stripping"! Cukup dua atau tiga kali seminggu! Penonton masih punya daya ingat kok, bukan semuanya pelupa macam ikan mas. 😅

    Soal drama Tiongkok, ternyata nggak cuma sejarah fantasi ya temanya? Boleh juga. Mungkin nanti saya coba lihat, yang penting bebas dari jalan cerita yang makin lama makin ngaco dan sinematografi yang bikin mata capek, ha-ha-ha...

    BalasHapus
  2. kalau soal sinetron atau drama udah lama banget saya gak tonton mas
    sekarang saya lebih suka baca buku agar bisa membayangkan sendiri situasi dan tokohnya. berimajinasi sendiri lebih giama gitu
    tapi saya juga sekarang lagi coba-coba webtoon ada juga ternyata yang asyik

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar terkait tulisan di atas. Gunakan bahasa yang baik dan sopan. Terima kasih!