Dari Kota Terubuk Menuju Kota Bertuah dengan 1 Misi Rahasia

cerita perjalanan saya dari kota terubuk menuju kota bertuah dengan satu misi rahasia
Setiap orang pasti punya hobi. Ada yang hobinya menggambar. Ada yang hobinya jalan-jalan. Bahkan, ada yang hobinya stalking mantan :-D

Kalau yang terakhir itu, saya banget. Tapi dulu. Sebelum Negara api datang menyerang. Kalau sekarang, saya sudah insyaf. Kembali ke jalan yang benar. Ikhlas menerima kenyataan sambil terus berdoa “Semoga kamu BAHAGIA DISANA dan aku juga BAHAGIA DISINI” #Eeaaa
 
Misi Rahasia

Selain hobi membaca, terutama cerita silat Wiro Sableng a.k.a Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 karya Alm. Bastian Tito, saya juga punya hobi menulis. Berawal dari hobi menulis inilah, di penghujung tahun 2009 yang lalu saya mengenal blog  dan berhasil membuat blog pertama saya yang beralamat di duniafhairytophia.blogspot.com (Iya, namanya memang cukup alay. Jadi, tolong abaikan saja :-D)

Saya hanya menggunakan blog itu lebih kurang 1 bulan. Selepas itu langsung saya hapus. Tapi tadi saya cek di blogger, domain blog itu masih bisa di daftarkan lagi. Tapi memangnya ada yang mau mendaftarkan domain super alay tersebut kembali?

Sejak mengenal blog di penghujung tahun 2009 yang lalu, saya punya impian menjadi seorang Full Time Blogger suatu hari nanti. Pro Blogger yang punya prinsip SAH (Stay At Home) dan WAH (Work At Home). Iya, saya mendambakan bisa bekerja sebagai blogger profesional yang kerjanya tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Kapan dan dimanapun saya bisa bekerja asal punya koneksi internet.

Ada 3 alasan kenapa saya punya cita-cita menjadi seorang Pro Blogger :
  • Saya tidak suka bekerja sebagai karyawan maupun PNS.
Entah kenapa, sejak dulu saya tidak berminat menjadi seorang karyawan maupun PNS. Saya tidak sesuai dengan prinsip kerja 8 P (Pergi Pagi Pulang Petang, Pinggang Pegal, Penghasilan Pas-Pasan). Keinginan saya itu menjadi seorang pengusaha. Biar bisa mengatur penghasilan dan waktu “sesuka” saya. Kadang saya kesian lihat teman-teman saya terutama mereka yang menjadi karyawan. Pergi pagi pulang petang. Bahkan ujung minggu pun terkadang mereka harus lembur. Kalau sudah begini, waktu untuk orang tercinta pun hampir tidak ada lagi. Kalaupun ada waktu luang, mereka lebih suka menghabiskannya untuk tidur. Karena pada dasarnya mereka berada dalam keadaan lelah. Tapi pilihan hidup yang membuat mereka tetap bertahan. Tepuk tangan untuk para karyawan.

Karena saya punya cita-cita menjadi seorang pengusaha, sudah tentu saya punya segudang rencana. Tahap pertama, saya akan menjadi seorang Pro Blogger terlebih dahulu. Nanti penghasilannya akan saya bagi 2. Sebagiannya untuk tetap membuat blog-blog baru sebagai “tuyul online” yang menjadi sumber penghasilan saya di dunia maya dan sebagiannya lagi akan saya gunakan untuk mendirikan usaha offline.

Jadi nanti saya bisa mempunyai penghasilan dari beberapa macam usaha. Baik yang online maupun yang offline.

Apakah impian saya tersebut akan tercapai? Lihat saja nanti. Saya yakin akan tercapai selama kita mau berusaha. Apapun itu, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
  • Saya suka menulis
Seperti yang saya bilang di tulisan sebelumnya, saya memang suka dengan dunia tulis menulis ini. Bagi seorang blogger, tulisan dalam bentuk postingan adalah nyawa bagi sebuah blog. Blog tidak akan di kunjungi orang-orang kalau tidak ada tulisannya. Jadi, tulisan dengan blog adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Seperti Batman dengan Robin, Jokowi dengan Ahok dan Rudi dengan Khoirudin:-P

Walaupun tulisan saya tidak bagus-bagus amat, tapi sekurang-kurangnya saya sudah punya “modal” untuk mewujudkan impian saya tersebut dimasa yang akan datang. Yang perlu saya lakukan adalah terus belajar dan tetap konsisten dalam menulis di blog
  • Prospek blogger di masa yang akan datang
Saat ini mungkin profesi seorang blogger masih di pandang sebelah mata. Banyak yang masih belum percaya kalau blog bisa menjadi ladang penghasilan. Padahal sudah banyak yang membuktikannya. Misalnya Linda Ikeji. Blogger wanita asal Nigeria ini bisa menghasilkan 1,2 Milyar per bulan dari blog gratisannya.

Di Indonesia ada nama Sugeng Riyadi, blogger yang berhasil merasakan gurihnya rupiah dari berjualan template. Dua template premiumnya yakni Faster Magz dan Evo Magz telah di beli oleh ribuan orang. Baik dari Indonesia, maupun mancanegara.

Sekarang ini kita sudah melihat banyak orang yang mengalihkan usahanya dari yang sebelumnya offline menjadi online. Salah satu contoh nyata nya adalah Go-Jek.

Itu artinya semakin banyak orang yang akan menghabiskan waktu di dunia maya. Secara tidak langsung, fenomena ini akan membuat prospek seorang blogger di masa mendatang menjadi sesuatu yang menjanjikan. Pilihan ada di tangan kita. Mau memulainya sekarang atau kita akan ketinggalan “kereta” nantinya.

***

Karena hal-hal di atas lah yang membuat saya memutuskan untuk menetap sementara waktu di Pekan Baru. Selain tuntutan pekerjaan, saya meninggalkan Kota Terubuk (Bengkalis) menuju Kota Bertuah (Pekan Baru) membawa 1 misi rahasia. Yakni, belajar Internet Marketing.

Ada 3 alasan kenapa saya memilih Kota Bertuah sebagai tempat belajar Internet Marketing :
  • Kuota internet lebih murah
Iya, paket internet di Pekan Baru lebih murah dari pada di Bengkalis. Di Pekan Baru saya beli kuota internet kartu 3 Rp. 70.000; sudah dapat 30 GB yang terbagi atas beberapa jenis paket. Paket Kendo, Kuota Cinta dan Kuota Bersama. Coba bandingkan dengan Bengkalis yang beli kuota internet kartu As Rp. 27.000; hanya mendapatkan 500 MB. Di Bengkalis, terutama desa kelahiran saya Pematang Duku mana ada sinyal 3. Disana penduduknya hanya memakai kartu As dan simPATI. Di Bengkalis juga belum support jaringan 4G kecuali areal kotanya.

Karena kuota internet di Pekan Baru lebih murah lah yang menjadi salah satu daya tarik saya untuk menetap sementara waktu di Kota Bertuah ini. Belajar Internet Marketing secara otodidak itu perlu kuota internet yang banyak. Untuk download tutorial yang sebagian besar dalam bentuk video. Kalau saya tetap di Bengkalis, dengan paket internet yang serba mahal, bisa-bisa 10 tahun lagi saya tidak nikah-nikah karena modalnya habis untuk beli kuota :-D
  • Listrik jarang mati
Di Pekan Baru, listrik mati sebulan sekali pun jarang. Bandingkan di Bengkalis yang sehari bisa 4 atau 5 kali  mati listrik. Kalau sudah mati listrik, berharap cepat hidup itu sama saja berharap dapat jawaban YA saat nembak Aura Kasih.

Karena sering mati listrik ini lah, sampai-sampai muncul meme yang ada tulisan “salah satu musem yang tidak lekang oleh waktu di Bengkalis adalah musem mati listrik. Kecik arwah tu lagi “.

Saya kalau lagi menulis, tiba-tiba mati listrik, bawaannya kesal melulu. Tiba-tiba jadi badmood. Tulisan pun tidak rampung 100%. Tapi untungnya keputusan saya untuk menetap di Pekan Baru sementara waktu adalah keputusan yang tepat. Di sini saya bisa menulis kapan saja tanpa harus terganggu oleh listrik yang mati tiba-tiba.
  • Lebih tenang
Lebih tenang di sini bukan kota nya maksud saya. Sebagai kota yang lebih besar dari Bengkalis dan punya jalan lintas, sudah pasti Kota Bertuah lebih sibuk dari pada Kota Terubuk. Belum lagi kalau sampai macet. Orang disini tidak ada tenggang rasa dalam berkendara. Salah sedikit saja, langsung siap mengabsen nama makhluk halus dan penghuni kebun binatang dengan muka tanpa dosa.

Saya pernah beberapa waktu yang lalu terjebak macet di Panam. Depan saya ada mobil dan motor bersenggolan. Dan sudah bisa ditebak, mereka bertengkar di tengah keramaian. Rasa nya pengen saya ambil toa masjid terus teriak di kuping mereka berdua “Woi… memangnya ini jalan bapak kau yang punya. Tenggang rasa lah sesama pengendara. Sudah tahu macet, sabar sedikit kenapa?”

Hahaha. Cuma akting saja. Saya mana berani melakukan itu. Bisa-bisa saya di gebuk oleh orang satu kelurahan.

Selain macet, Pekan Baru juga panas. Di tempat saya tinggal ini, hampir tiap malam saya tidak bisa tidur nyenyak karena kepanasan walaupun sudah ada kipas anginnya. Saya baru bisa tidur nyenyak itu antara pukul 03.00 – 07.00 pagi. Selain waktu itu, tidur nyenyak hanya lah “mitos”.

Di kota ini saya bisa tenang dalam hal menulis, tidak ada gangguan berarti kecuali suara-suara kesibukan yang bisa saya redam dengan cara tersendiri. Beda kalau di Bengkalis, baru mau menulis tiba-tiba datang teman ngajak mancing atau jalan-jalan, kalau sudah begini, tulisan yang belum siap saya buat harus siap-siap menjadi draft.

***

Saya bekerja dan belajar internet marketing di kota ini hanya sementara waktu saja. Setelah itu, saya akan pulang kembali ke Bengkalis. Walau bagaimana pun, Bengkalis adalah kota dimana saya meninggalkan 3 orang yang selalu membuat saya di hantui perasaan rindu. Pertama, ibu saya. Kedua, keponakan saya Arief. Ketiga, calon wanita masa depan saya. #Eeaaa

LihatTutupKomentar
Cancel

Silahkan tinggalkan komentar terkait tulisan di atas. Gunakan bahasa yang baik dan sopan. Terima kasih!