Red Hatim

Cerita tentang motor V-Ixion kesayangan saya
Tanggal 19 Juni 2015 yang lalu, saya membeli sebuah sepeda motor yakni New V-Ixion Advance berwarna merah. Ini adalah motor pertama yang STNK nya atas nama saya sendiri.

Motor V-Ixion ini saya beri nama Red Hatim atau sering saya singkat RH. Nama tersebut saya ambil dengan menggabungkan warna motor dengan nama tengah saya. Benar-benar simple, unik dan keren ๐Ÿ˜ƒ

RedHatim

Kalau ngumpul sama teman-teman, entah itu di kafe atau cuma di Indomaret, teman saya selalu bertanya kayak gini :

"Kamu kesini pake apa?"
"Pake RH"
"Ooo"

Teman-teman sudah tahu kalau RH yang saya maksudkan tersebut adalah motor V-Ixion kesayangan saya. 

Untungnya kemaren sama ambil V-Ixion warna merah. Bukan warna biru. Coba saja kalau saya ambil V-Ixion warna biru kemudian saya memberikan nama sesuai dengan konsep yang sama. Warna motor + nama tengah saya. Jadinya Blue Hatim alias BH. 

Pas ngumpul sama teman-teman kemudian di tanya :

"Kamu kesini pake apa?"
"Pake BH"
"..."

Akward moment ๐Ÿคฃ

Sejak hari di mana saya membeli RH, sejak hari itu pula lah kami selalu bersama-sama. Baik dalam suka maupun duka. 

Hampir 8 tahun saya bersama RH, hampir tidak ada kerusakan yang berarti. Yang saya lakukan hanya service rutin kayak motor kebanyakan. Oli nya benar-benar saya jaga dengan baik. Paling lama 40 hari saya ganti oli baru. Itupun kalau jalan nya cuma dekat-dekat. Kalau jauh biasanya maksimal 25 hari oli nya sudah saya ganti dengan yang baru. 

Untuk perjalanan sendiri, RH sudah berulang kali menempuh perjalanan jauh seperti ke Pekan Baru, Perawang, Siak Dumai dan Rupat. 

Untuk Pulau Rupat sendiri, sudah pernah kami jelajahi dari ujung ke ujung. Semua pantai di pulau tersebut sudah pernah kami jelajahi ๐Ÿ˜Ž

Walaupun RH ini hanya sebuah motor, tapi entah kenapa saya merasa ada keterikatan batin antara saya sama dia. Misalnya ketika saya kefikiran mau ganti motor baru ketika mengendarai RH, tiba-tiba RH nggak mau di gas tinggi. Kayak nggak pernah ganti oli gitu. Padahal baru seminggu yang lalu di bawa ke tempat service. 

Setelah saya elus-elus kepala nya sambil berbisik kalau saya tidak akan menjualnya apapun yang terjadi, baru gas RH ini kembali normal. Mau di geber dengan kecepatan berapapun auto moncer. 

Mungkin yang baca tulisan ini berfikir kalau saya mengada-ngada atau terlalu berhalusinasi. Tapi memang hal tersebut yang saya rasakan. Itu sebabnya tadi saya bilang kalau ada semacam keterikatan batin antara saya sama RH.

Dan apakah suatu saat nanti saya akan menjual si RH ini? Entahlah. Masa depan tidak ada yang tahu. Cuma kalau saya punya pilihan, saya akan tetap mempertahankan RH. 

Kakak saya pernah bilang, kalau sudah nikah nanti, nggak bisa pakai motor V-Ixion lagi. Sebab nggak bisa bawa barang. Apalagi kalau sudah punya anak. 

Motor yang cocok untuk yang sudah berkeluarga adalah motor yang punya tempat untuk menggantung barang. Misalnya motor Beat ataupun Vario. 

Entahlah. Saya belum sempat berfikir sejauh itu. Tapi kalau itu beneran terjadi, mudah-mudahan saya punya banyak rezeki. Jadi saya bisa membeli motor baru tanpa harus menjual RH. 
LihatTutupKomentar
Cancel

Silahkan tinggalkan komentar terkait tulisan di atas. Gunakan bahasa yang baik dan sopan. Terima kasih!